Memasuki Musim Tanam Cabai: Strategi, Langkah, dan Kiat Sukses Bertani Cabai

Cabai (Capsicum annuum L.) adalah salah satu komoditas hortikultura paling penting di Indonesia. Permintaannya stabil sepanjang tahun, baik untuk konsumsi rumah tangga maupun industri makanan. Namun, budidaya cabai dikenal cukup menantang karena rentan terhadap hama, penyakit, dan perubahan cuaca. Harganya cenderung fluktuatif dan sering melonjak saat pasokan menipis. Mendekati bulan september, dimana curah hujan sudah mulai merata dan ketersediaan air sudah mencukupi petani tadah hujan. Petani tentu sedang berlomba-lomba dalam proses persiapan lahan dan tanam. Sehingga secara tidak langsung menciptakan siklus tanam masal. Salah satu komoditi yang digemari untuk ditanam secara serentak adalah cabai.

(Ilustrasi Tanaman Cabai)

Mengapa Tanam Masal atau serentak itu penting? Sederhananya, tanam serentak memiliki banyak keunggulan, metode ini bukan hanya menguntungkan secara ekonomi, tetapi juga mampu meminimalkan serangan hama dan penyakit yang sering muncul jika penanaman dilakukan secara acak sepanjang tahun. Penurunan serangan hama dan penyakit pada musim tanam serentak tentunya menurunkan penggunaan pestisida dan menekan biaya seminimal mungkin.

(Petani Binaan Panen Raya)

Sahabat Panen Raya sedang mempersiapkan lahan untuk musim tanam bulan September – Oktober ? Berikut ini Kami berikan Tips untuk memaksimalkan panen cabai sahabat panen raya semuanya. Adapun tips yang dapat kami berikan adalah sebagai berikut :

  1. Pengolahan Lahan

Pengolahan lahan adalah langkah awal yang sangat penting, pembuatan bedengan, penyiangan gulma dan yang paling krusial adalah pengecekan kadar keasaman tanah. Tanah yang optimal memiliki kadar keasaman atau tingkat PH tidak kurang dari 6 dan tidak lebih tinggi dari 7. Kadar asam dibawah nilai 6 akan menghambat proses penyerapan nutrisi dan membuat tanaman tidak maksimal. Langkah yang perlu dilakukan sahabat panen raya adalah penambahan kapur pertanian yang dapat secara cepat meningkatkan kadar PH tanah.

(Ilustrasi Pembuatan bedengan)

  • Pemilihan Varietas Tahan Virus

Virus pada tanaman cabai seperti virus kuning (CMV, Gemini virus) atau mosaik bisa mengurangi hasil panen hingga 80% jika tidak dikendalikan. Berbeda dengan penyakit jamur atau bakteri, virus tidak bisa disembuhkan setelah tanaman terinfeksi. Satu-satunya strategi efektif adalah mencegah infeksi, salah satunya dengan memilih varietas yang memiliki ketahanan genetik terhadap virus. Varietas tahan virus dapat mengurangi pengeluaran petani terhadap insektisida pembawa/carrier virus seperti trips, kutu kebul tungau dan lainnya. Namun perlu digaris bawahi, varietas tahan virus ini hanya mengurangi penyebaran virusnya. Masih sangat memungkinkan hama berkembang dan menyebabkan kerusakan seperti keriting daun, sehingga tetap diperlakukannya pengendalian OPT.

  • Pengendalian Hama OPT (Organisme Pengganggu Tanaman) yang Tepat

Pengendalian OPT dalam hal ini adalah hama itu sangat penting. Meskipun pemilihan varietas tahan virus dapat mengurangi resiko penyebaran virus kuning, namun masih ada kemungkinan tanaman terserang penyakit gemini, atau yang lebih sering adalah terjadinya daun keriting dan tanaman kerdil karena jaringan daun rusak oleh hama seperti thrips, kutu kebul dan kutu daun. Maka dari itu pengendalian  hama penghisap tersebut haruslah dengan tuntas sahabat panen raya.

(Ilustrasi Hama Thrips Pada Tanaman Cabai)

Pengendalian secara kimia pada hama penghisap dabat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu pengendalian secara kontak dan secara translaminar. Pengendalian secara kontak mengharuskan insektisida untuk secara langsung terkena pada hama sasaran, sehingga penyemprotan pada tanaman cabai harus dengan spray atas-bawah daun. Adapun contoh insektisida/akarisida kontak yang biasa dimanfaatkan untuk penanggulangan hama penghisap adalah abamectin (Dynomect, Optimect dan lainnya) serta imidakloprid (sarador dan lainnya).

Adapun pengendalian secara translaminar yaitu pengendalian yang semi-sistemik, dimana bahan aktif dapat menembus kedalam jaringan tanaman namun tidak menyebar keseluruh jaringan tanaman. Sehingga sangat efektif digunakan untuk hama-hama yang bersembunyi disebalik daun. Sehingga penyemprotan diatas daun dapat efektif menembus kebalik ajringan daun dan membasmi hama-hama yang bersembunyi itu. Salah satu insektisida yang memiliki karakteristik ini dan secara spesifik efektif utuk hama penghisap adalah klofenapir yang terkhusus memiliki bahan pembawa SC (Suspension Concentrate). Dipasaran banyak yang sudah menggunakan bahan aktif klorfenapir, namun kebanyakan masih menggunakan formulasi EC (Emulsifiable Concetrate) sehingga kemampuan translaminarnya berkurang. Adapaun rekomendasi insektisida berbahan aktif klorfenapir dan berformulasi SC adalah Tosect dengan tambahan bahan aktif emamectin benzoat. Hal ini memberikan kelebihan utama yaitu efektif untuk penanggulangan hama penghisap sekaligus dapat digunakan untuk pengendalian ulat membandel.

(Produk Tosect)

Menghadapi musim tanam bulan september-oktober ini, Sahabat panen raya diharapkan jauh lebih memperhatikan kondisi-kondisi baik itu tanah, cuaca dan tanaman itu sendiri. Dengan adanya pergantian musim tentunya menyebabkan perbedaan yang signifikan dalam pola pertanian secara luas. Semoga informasi ini dapat bermanfaat dan Sahabat panen raya mendapati hasil panen yang maksimal dengan harga jual yang memuaskan. Terima kasih.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *